MEMBACA
sangat penting bagi setiap orang. Karena hal itu akan mampu
meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang melakukannya.
Namun kegiatan membaca ini belum banyak dilakukan, khususnya remaja
Hal ini memang menjadi keprihatinan banyak pihak, baik itu pendidik,
orangtua maupun pemerintah. Upaya-upaya untuk membangun kesadaran
masyarakat untuk gemar membaca telah lama dilakukan dengan banyak cara.
Berdasarkan
hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang
pendidikan, United Nation Education Society and Cultural Organization
(UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara
Asia. Indonesia tampaknya harus banyak belajar dari negara-negara maju
yang memiliki tradisi membaca cukup tinggi.
Jepang, Amerika,
Jerman dan negara maju lainnya dengan kebiasaan masyarakat membaca buku
begitu pesat peradabannya. Masyarakat negara tersebut sudah menjadikan
buku sebagai sahabat yang menemani mereka ke manapun mereka pergi.
Kadang kita lihat buku di tangan mereka kala antri membeli karcis,
menunggu kereta, di dalam bus, di bandara, kedai kopi dan tempat-tempat
lain. Di Indonesia, kebiasaan ini belum tampak.
Di zaman sekarang
ini, remaja membaca buku apabila sedang membutuhkan sumber untuk
mengerjakan tugas. Fenomena seperti ini juga sering terjadi saat seorang
mahasiswa sedang menyusun tugas akhir atau skripsi.
“ Memang
budaya membaca kini sudah tidak lagi menjadi kebutuhan bagi generasi
muda. Hal itu disebabkan karena kurang kontrolnya keluarga dan
masyarakat terhadap anak dalam pemanfaatan teknologi sekarang ini,” ujar
Prof Dr H Suwardi Lubis MS.
Suwardi yang juga dosen komunikasi
di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan
menambahkan, akibat dari kurangnya budaya membaca, pola pikir remaja
menjadi praktis dan itu membuat mereka mudah frustasi. Padahal, dengan
membaca pola pikir seseorang akan lebih terbuka dan banyak hal-hal
positif yang akan didapatkannya.
“ Salah apabila seorang
mahasiswa membaca buku ketika hendak menyelesaikan skripsi karena pasti
hanya akan membaca buku yang berkaitan dengan skripsi atau tugasnya
saja. Itu membuat wawasannya menjadi tidak luas,” tegas Pak Suwardi yang
juga mengajar di USU.
Beliau juga berpesan kepada generasi muda
agar menyadari bahwa buku itu adalah jantung kehidupan. Karena dengan
membaca buku wawasan serta pengetahuan kita akan semakin bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar